Vemale.com - Pengorbanan terbesar bagiku adalah di saat diri terlampau sibuk membahagiakan orang lain.
Aku percaya jika tidak ada yang sia-sia di muka bumi ini. Semua akan menerima hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.
Mengorbankan waktu, perasaan, dan tenaga bahkan apapun yang kupunya dan bisa kuberikan menjadi momen yang paling membahagiakan dalam hidup. Sebab melihat senyum di wajahmu turut mengukir senyum di wajahku. Sedangkan jika aku hanya sibuk mengutamakan senyum di wajahku, belum tentu aku melihat senyum di wajahmu.
Pernah aku tersenyum, tapi aku melihat kau sedang bersedih. Kau tahu? Senyum di wajahku tak dapat menipu hatiku yang turut penuh luka. Tak ada jiwa yang bersemayam bahagia saat yang dicinta sedang tak bahagia.
Untuk kamu yang aku cintai. Untuk kamu yang aku sayangi. Dan untuk kamu yang menjadi bagian berarti dalam perjalanan hidupku. Aku rela memangkas kebahagiaanku demi melihatmu bahagia. Bukan. Ini bukan sebuah kemunafikan rasa. Tapi sebuah ungkapan rasa saat kata tak dapat menjelaskan melalui bicara.
Kebahagianmu menjadi bagian dari kebahagiaan diriku. Lalu apakah aku melupakan bahagiaku sendiri? Tidak. Aku tidak melupakannya atau bahkan meninggalkannya. Aku hanya menunda atau mengganti di waktu yang lebih tepat aku rasakan. Waktu yang sudah Tuhan tentukan. Waktu di mana aku dapat merasakan bahagia dan bersamaan dengan kamu yang tetap bahagia.
Apapun itu tak dapat aku jelaskan tentang hal-hal yang aku korbankan. Karena nilai pengorbanan tidak selalu terletak pada kisah yang digariskan. Melainkan saat aku lebih mendapatkan pengajaran pada apa-apa yang aku perjuangkan. Yang pasti bahagiamu menjadi bagian terbesar kebahagiaanku.
Bagiku sebuah peristiwa di balik pengorbanan hanya menjadi judul dari makna sesungguhnya pengorbanan itu. Dan peran utamanya ada pada diriku, entah itu tentang pengorbanan, jiwa, perasaan, tenaga, pikiran, bahkan hal terbesar dalam hidup yaitu waktuku. Sebuah pelajaran akan mengiringi kedewasaan. Dan pengorbanan akan membuahkan kebahagiaan terbesar yang hanya bisa dirasakan oleh diriku sendiri.
Untuk kamu semua yang kucintai dan sayangi, pahamilah tak selalu penting aku melakukan pengorbanan dalam hal apa. Sebesar apa atau berapa banyak yang kukorbankan. Terlebih menjadi penting saat yang kukorbankan berujung menjadi sebuah senyuman atau tangisan kebahagiaan bukan kemuraman.
Aku ingin kamu tahu setiap momen yang terjadi dalam hidupku dan itu menyangkut kamu akan selalu menjadi hal yang paling mengagumkan dalam perjalanan kisahku. Dan itulah yang akan tercatat abadi dalam cerita bahagiaku tentang kamu.
(vem/nda)BACA JUGA YANG INI
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Aku Rela Memangkas Kebahagiaanku demi Melihatmu Bahagia"
Post a Comment