Vemale.com - Belum menikah di usia 29 tahun, bagi kebanyakan perempuan di Indonesia adalah hal yang sulit. Pertanyaan kapan menikah seakan menjadi makanan sehari-hari yang harus dirasakan di setiap kesempatan, baik di tempat kerja, saat reunian bareng sahabat-sahabat lama, hingga acara-acara kumpul keluarga. Setiap kali pertanyaan itu muncul, jawaban yang diberi pun tetap sama. Meski di dalam hati agak miris, tetapi lidah ini sudah piawai menjawab, “Sabar, nanti diundang kok."
Bagi banyak orang mungkin terdengar agak aneh ketika saya dianggap berpendidikan, memiliki karier, dan memiliki pasangan namun tak kunjung menikah di usia yang sudah matang. Selama hampir 9 tahun saya menjalin hubungan dengan seorang pria yang saya yakini adalah jodoh saya. Sayangnya, perbedaan adat membuat hubungan kami ini sulit mendapat restu dari orangtua. Namun kami tetap bersabar dan pelan-pelan berusaha merebut hati orangtua, baik itu menyetarakan tingkat pendidikan, karier, bahkan merayu ‘Yang Empunya Hati’.
Bagi kami, pernikahan bukan sekadar terjalinnya hubungan antara lelaki dan perempuan dalam sebuah ikatan resmi, tetapi adalah ‘perkawinan’ antar dua keluarga. Jadi, restu dari masing-masing orangtua adalah modal yang harus kami dapat sebelum kami mengarungi bahtera rumah tangga. Finally, orangtua pun luluh dan mereka memberikan restu kepada kami pada Juli 2018.
Perjuangan selama hampir 9 tahun itulah yang tidak diketahui oleh banyak orang yang selalu bertanya kapan nikah. Sebenarnya wajar saja. Bagi mereka, pernikahan mungkin adalah sesuatu yang mudah saja dijalani. Yang tidak mereka pahami betul, pertanyaan mainstream itu bisa membuat orang yang mereka tanyai merasa ciut nyali dan mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya dari awal sudah mereka tetapkan untuk diperjuangkan.
Jadi, please stop tanya kapan. Setiap orang punya pengalaman pribadi yang tidak mungkin mereka umbar ke orang-orang lain. Lebih baik, diam-diam doain aja yuk biar apa yang diperjuangkan orang lain cepat terkabul.
(vem/nda)BACA JUGA YANG INI
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perbedaan Adat Sempat Membuat Hubungan Kami Tak Direstui Orangtua"
Post a Comment